Hari Minggu, 03 Maret 2013, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat telah menetapkan pasangan nomor urut 4, Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar
(Aher - Demiz) sebagai pemenang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat
tahun 2013 dengan raihan 6.515.313 suara atau 32% dari jumlah suara sah.
Bertempat di Kantor KPU Provinsi Jawa Barat, Jalan Garut, Bandung, pasangan Aher - Demiz dinyatakan
menang satu putaran, walaupun saksi dari pasangan nomor 5, Rieke Diah
Pitaloka dan Teten Masduki dan Pasangan nomor 2, Yance-Tatang tidak
menandatangani berita acara penetapan hasil rekapitulasi suara Pilgub
Jabar. Bahkan Kubu pasangan nomor 5, Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki
secara resmi menyatakan akan menggugat rekapitulasi perhitungan suara
Pilgub Jawa Barat ke Mahkamah Konstitusi (MK), karena di-indikasikan
banyak kecurangan.
Banyak
pihak menilai Kemenangan Aher - Demiz lebih karena faktor popularitas
Deddy "Nagabonar" Mizwar. Karena enam bulan sebelum pemilihan,
elektabilitas Ahmad Heryawan selaku Gubernur Petahana jauh dibawah Dede
Yusuf dan Rieke Dyah Pitaloka. Mengutip hasil riset Lembaga Survei
Nasional (LSN) pada 18-20 September 2012 di 26 kota dan kabupaten di
Jawa Barat, menunjukkan popularitas dan elektabilitas Ahmad Heryawan
(Aher) hanya 58 persen, jauh di bawah Dede Yusuf, yang mencapai 97
persen, atau Rieke Diah Pitaloka, dengan 68,1 persen.
Namun
diakui, pasca Deddy "Nagabonar" Mizwar resmi disandingkan dengan Ahmad
Heryawan pada 10 November 2012, popularitas dan elektabilitas Ahmad
Heryawan meningkat pesat. Bahkan didetik-detik terakhir menjelang Pilgub
Jawa Barat, tiga Lembaga Survei yakni Pusat Kajian dan Kebijakan
Pembangunan (Puskaptis), Indonesia Strategic Institut (Instrat) dan
PolMark Research Indonesia (PRC), memprediski Ahmad Heryawan - Deddy
Mizwar akan jadi pemenang Pilgub Jabar yang digelar pada 24 Februari
2013, dengan kemenangan sekitar 32-33%. [Bisa baca di http://politik.kompasiana.com/2013/02/24/prediksi-aher-pemenang-pilgub-jabar-536609.html].
Pertanyaannya, benarkah Jenderal Nagabonar penentu utama kemenangan Ahmad Heryawan?
Ahmad
Heryawan - Deddy Mizwar diusung oleh empat partai yakni PKS, PPP,
Hanura dan PBB. Berdasarkan jumlah kursi di DPRD Jawa Barat, PKS
mendapat 13 kursi (11,9%), PPP 8 kursi (7.3%), Hanura 3 kursi (3.8%),
sedangkan PBB tidak meraih kursi di DPRD Jawa Barat. Total partai
pengusung Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar
memiliki 24 kursi atau 23% dari jumlah kursi DPRD Jawa Barat yang
berjumlah 109 kursi. Jadi, Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar punya modal
awal 23% kalau berdasarkan hasil Pemilu legislatif tahun 2009. Sebagai
informasi, pada Pemilu 2009, Partai Demokrat menjadi kampium di Jawa
Barat dengan perolehan 38 kursi.
Pemilu
legislatif dan Pilgub memang sangat berbeda. Dalam Pilgub, pemilih
tidak lagi loyal kepada partai, tapi lebih cenderung melihat sosoknya.
Namun, mesin partai tidak bisa diabaikan begitu saja dalam Pilgub Jabar.
Pasangan Aher - Demiz yang
diusung 3 partai Islam dan 1 Partai Nasionalis punya peranan yang besar
juga untuk memenangkan pasangan ini. Seperti kita ketahui, Jawa Barat
sejak Pemilu tahun 1955 merupakan basis Partai Islam, karena mayoritas
(90%) penduduk Jawa Barat adalah Muslim. Pemilih Partai Islam yang
notabene dari kalangan "Santri" tradisional yang ada di pedesaan, dan
"Santri" terdidik yang tingggal di perkotaan, banyak terkonsentrasi di
ex-Keresidenan Bogor (Bogor, Cianjur, Sukabumi dan Depok), Bandung Raya
(Kota Bandung, Cimahi dan Kabupaten Bandung, Bandung Barat) dan Priangan
Timur (Tasikmalaya, Garut, Ciamis dan Banjar).
Kombinasi koalisi Partai Islam pengusung pasangan Aher - Demiz menggambarkan
gabungan kekuatan politik Islam tradisional dan moderat. PKS dan PBB
mewakili kekuatan politik "Santri" perkotaan dan PPP menggambarkan
kekuatan politik 'Santri" Pedesaan atau Tradisional. Berbeda dengan Jawa
Timur, Pemilih Nahdiyin (NU) Jawa Barat lebih cenderung berafiliasi ke
PPP daripada PKB. PPP punya basis massa kuat di Kota/Kab. Tasikmalaya,
Garut, Ciamis, Bogor dan Sukabumi. Sedangkan PKS, memiliki basis di
Depok, Kota Bogor, Kota Bekasi, Kota Bandung dan Kota Cimahi. PBB
walaupun tidak punya kursi di DPR, punya basis kuat di Jawa barat karena
didukung oleh Ormas Islam Persis (Persatuan Islam) yang berpusat di
Bandung. Ditambah Partai Hanura, mewakili aspirasi pemilih nasionalis.
Basis dukungan terhadap Partai pengusung pasangan Aher - Demiz ternyata tidak berbeda jauh dari hasil pemilihan tanggal 24 Februari 2013. Pasangan Aher - Demiz menang di 15 Kota/Kabupaten dari 26 Kota/Kabupaten yakni : Kab.
Bogor, Kab. Sukabumi, Kab. Bandung, Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya, Kab.
Kuningan, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota
Depok, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar, dan Kab. Bandung
Barat. Semuanya menggambarkan wilayah basis partai pendukungnya yang dijelaskan diatas.
Tidak
menampikkan, bahwa Deddy "Nagabonar" Mizwar salah satu faktor penentu
kemenangan Ahmad Heryawan. Namun, mesin partai-pun bekerja. Militansi
kader PKS pasca kasus LHI, membangkitkan "Ghiroh" perjuangan mereka.
Ditambah kepemimpinan Rahmat Yassin sebagai Ketua DPW PPP Jawa Barat
yang merupakan Bupati Kabupaten Bogor, memiliki pengaruh kuat di daerah
Bogor dan sekitarnya. Rahmat Yassin juga bisa menjaga kantong suara PPP
di Priangan Timur.
Ahmad
Heryawan kalah didaerah yang bukan basis pemilih Partai Islam, seperti
Kota/Kabupaten yang terletak diwilayah Pantai Utara Jawa Barat yakni : Kab. Cirebon, Kab. Majalengka, Kab. Subang, Kab. Bekasi, Kab. Karawang dan Kota Cirebon. Kemudian Ahmad Heryawan kalah tipis di Kab. Cianjur, Kab. Ciamis, Kab. Sumedang dan Kab. Purwakarta dari pasangan nomor 3 Dede Yusuf - Lex Laksamana.
Jadi,
banyak faktor sehingga Ahmad Heryawan bisa menapaki kembali Jabar-1
untuk periode kedua 2013-2015. Selamat untuk Kang Aher dan Jenderal
Nagabonar! Semoga jadi Pemimpin yang tetap Amanah. Amin.
Muhammad Ridwan
My Blogs :
0 komentar