Slider

Kolom Muhammad Ridwan

PNPM Mandiri

Media Sosial

Review Film

Berita

Kuliner

Abdul Roni, Buruh Yang Mati Muda


Oleh : Muhammad Ridwan

Masih teringat ketika saya mengangkat jenazah Abdul Roni, sahabat kecil saya. Terlihat ketika dimandikan, tubuh yang tadinya gemuk, terlihat sangat kurus. Abdul Roni meninggal muda di usia 30 tahun karena penyakit lever yang dideritanya pada tahun 2007. Abdul Roni adalah teman saya ketika duduk di sekolah dasar.

Walaupun hanya lulusan SMP, Abdul Roni di kenal sebagai aktifis buruh di salah satu perusahaan garmen di daerah Citeureup - Bogor. Karena sering melakukan aksi demo terhadap perusahaannya, akhirnya Abdul Roni dan 50 kawannya dipecat tidak hormat pada tahun 1999 tanpa mendapat pesangon satu sen-pun. Apa pasalnya? Karena Abdul Roni dan kawan-kawannya dianggap sebagai provokator kerusuhan di perusahaannya, yang menyebabkan beberapa lokal pabrik di jarah dan di rusak oleh masyarakat sekitar.

Lagi, Tamparan untuk Bangsa Indonesia

Lagi, tamparan untuk Bangsa Indonesia. Dera Nur Anggraeni, bayi yang baru lahir, meninggal Sabtu (16/02/13). Ironisnya Dera meninggal, setelah ditolak 10 Rumah Sakit (RS) untuk perawatan medis lebih lanjut.

Dera, bayi caesar yang terlahir prematur di RS. Zahira, Pasar Minggu, akhirnya meninggal karena gangguan pernapasan. Penyebabnya, keterbatasan peralatan NICU (ICU khusus Bayi) di RS. Zahira, akhirnya Dera harus dirujuk ke RS yang lebih lengkap peralatannya. Namun, nyawanya tidak tertolong, karena terlambat menerima penanganan medis lebih lanjut.

Dera yang terlahir kembar, merupakan anak dari pasangan Eliyas Setyo Nugroho (20 tahun) dan Lisa Darwati (21 tahun). Saudaranya Dara Nur Anggraeni (usia 8 hari) masih bisa diselamatkan. Kini sedang dirawat di RS. Tarakan, Jakarta.

Seperti biasa, setelah kasus Dera di ekspose media, terjadi perdebatan diranah publik. Menurut Ketua Satgas Perlindungan Anak (PA),  Muhammad Ichsan, kembali terjadi diskriminasi pelayanan kesehatan bagi rakyat miskin. Ichsan mengkritik sikap RS yang menolak pasien dan selalu mengatakan bahwa tidak ada kamar alias penuh saat ditunjukkan surat rujukan.

"Jadi pasien belum bicara alat, baru memberikan surat rujuk doang, tapi langsung ditolak," ujar Ichsan. Dilansir Okezone.com (19/02/2013).

Pernyataan Satgas PA langsung dibantah oleh Pemerintah melalui Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi. Menteri Kesehatan menegaskan, bayi Dera tidak bisa langsung mendapatkan perawatan karena keterbatasan fasilitas, bukan karena status ekonomi orang tuanya.

“Itu bukan karena kemiskinan, memang karena tidak ada fasilitasnya". Papar Nafsiah Mboi, mengutip dari bisnis.com.

Kasus Dera, menyeret juga program teranyar Joko Widodo (Jokowi), Kartu Jakarta Sehat (KJS). Program KJS, oleh beberapa pengamat dianggap tidak efektif. Namun, hal tersebut dibantah Jokowi. Menurut Jokowi, Program KJS sudah benar, namun fasilitas rumah sakit yang perlu ditingkatkan.

"KJS-nya jalan, tapi pendukung di rumah sakitnya yang belum siap 100 persen," kata Gubernur DKI mengutip dari detik.com, Senin (18/2/2013).