Slider

Kolom Muhammad Ridwan

PNPM Mandiri

Media Sosial

Review Film

Berita

Kuliner

» » » » Abdul Roni, Buruh Yang Mati Muda


Oleh : Muhammad Ridwan

Masih teringat ketika saya mengangkat jenazah Abdul Roni, sahabat kecil saya. Terlihat ketika dimandikan, tubuh yang tadinya gemuk, terlihat sangat kurus. Abdul Roni meninggal muda di usia 30 tahun karena penyakit lever yang dideritanya pada tahun 2007. Abdul Roni adalah teman saya ketika duduk di sekolah dasar.

Walaupun hanya lulusan SMP, Abdul Roni di kenal sebagai aktifis buruh di salah satu perusahaan garmen di daerah Citeureup - Bogor. Karena sering melakukan aksi demo terhadap perusahaannya, akhirnya Abdul Roni dan 50 kawannya dipecat tidak hormat pada tahun 1999 tanpa mendapat pesangon satu sen-pun. Apa pasalnya? Karena Abdul Roni dan kawan-kawannya dianggap sebagai provokator kerusuhan di perusahaannya, yang menyebabkan beberapa lokal pabrik di jarah dan di rusak oleh masyarakat sekitar.

Iya, saya masih ingat tahun 1999 di desa saya terjadi kerusuhan hebat, yakni dijarah dan dirusaknya salah satu Pabrik Garmen terbesar di kawasan Citeureup oleh warga sekitar. Penyebabnya diawali dengan demo buruh pabrik yang menuntut kenaikan upah. Namun aksi buruh tersebut meluas melibatkan masyarakat karena ada isu SARA yang dihembuskan.

Puluhan warga luka-luka akibat tembakan peluru karet aparat kepolisian, beberapa bahkan ditangkap Polisi. Termasuk Abdul Roni. Namun tidak lama dibebaskan kembali. Ayah saya yang kebetulan menjabat Ketua Rukun Warga (RW)-pun tidak luput dimintai keterangan oleh pihak Kepolisian. Untuk mendinginkan suasana, Pemerintah sampai mendatangkan Pangkostrad waktu itu, Letjend Jamari Chaniago, untuk meresmikan Mesjid yang dibangun oleh Perusahaan tersebut.

Pernah Abdul Roni bercerita, bahwa penangkapan dan pemecatannya sangat tidak adil. Melalui serikat buruh yang dia ikuti, berusaha menggugat perusahaannya ke jalur hukum. Namun, usahanya kandas.

Pasca kehilangan pekerjaan, Abdul Roni kerja serabutan. Kadang jadi kuli bangunan, berdagang, buat kerajinan dan pekerjaan informal lainnya. Abdul Roni sulit mendapatkan pekerjaan kembali di pabrik-pabrik karena namanya sudah masuk daftar black list. Bagi Abdul Roni, ini sebuah hukuman tidak langsung bagi dirinya. Banyak perusahaan tidak mau menerimanya karena stigma negatif pernah ikut demonstrasi buruh yang menyebabkan kerusuhan.

Abdul Roni adalah contoh betapa Buruh di Indonesia belum mendapatkan perlindungan yang baik dari negara. Posisinya selalu lemah ketika berhadapan dengan pemilik modal. Masih banyak buruh seperti Abdul Roni yang bekerja tanpa jaminan perlindungan sosial dan memperjuangkan hak-haknya.

Abdul Roni mati muda karena pembiaran oleh negara. Tidak dilindungi hak-haknya sebagai warganegara. Sayangnya negara lebih melindungi perusahaan tersebut dengan penjagaan Brimob sampai beberapa tahun kemudian pasca kerusuhan tahun 1999.

Selamat Hari Buruh!

My Blogs
www.tulisanaridwan.blogspot.com

Share Artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

0 komentar

Bagaimana Pendapat Anda?