Buku Jokowi (Bukan) Untuk Presiden (Kompasiana.com) |
Siapa
Presiden RI yang akan terpilih pada tahun 2014 ini? Pertanyaan ini
semakin mengemuka menjelang Pemilihan Presiden yang akan di gelar pada 9
Juli 2014 mendatang.
Saat
ini beberapa nama telah di deklarasikan sebagai calon presiden (Capres)
oleh partai politik, diantaranya Aburizal Bakri dari Partai Golkar,
Prabowo Subianto dari Partai Gerindra, Wiranto dari Partai Hanura, Hatta
Rajasa dari PAN, Yusril Ihza Mahendra dari PBB, dan terakhir Joko Widodo
atau Jokowi telah di-Capres-kan oleh PDI Perjuangan.
Selain
itu, beredar juga nama Dahlan Iskan dan Anis Baswedan sebagai peserta
konvensi Capres Partai Demokrat, lalu ada Mahfud MD, Yusuf Kalla dan Rhoma Irama
yang digadang-gadang akan diusung oleh PKB, serta Ahmad Heryawan, Anis
Matta dan Hidayat Nurwahid Capres dari PKS.
Dari
beberapa nama Capres yang beredar, Elektabilitas Jokowi ‘tak
tertandingi' dalam berbagai survei jika Pilpres dilaksanakan hari ini.
Dengan kepopuleran dan elektabilitasnya yang tinggi, apakah benar Jokowi akan menempati kursi RI-1 pada 2014 ini?
Kepopuleran
Jokowi disebabkan prestasi kerjanya selama menjabat Walikota Solo dan
Gubernur DKI Jakarta secara masif diliput oleh media massa.
Kemudian, penampilannya yang sederhana dan merakyat mampu memikat
banyak orang untuk mendorongnya jadi salahsatu Capres. Lalu ada faktor
lainnya yang membuat Jokowi diharapkan 'Wong Cilik", yaitu ada sebagian
masyarakat yang mempercayai Jokowi sebagai Satria Piningit.
Mari
kita bahas peluang Jokowi ini dari sisi kajian Non-Post Modern. Saya
belum yakin jika Jokowi akan menjadi presiden tahun ini. Meski Gubernur
DKI Jakarta itu unggul di semua survei, namun, itu bukanlah jaminan
Jokowi bisa menang dalam Pilpres mendatang, apalagi jika ramalan Ronggo
Warsito dan Wangsit Siliwangi tepat.
"Benarkah
Satria Piningit itu Jokowi? Mari kita simak ramalan Raden Ngabehi
Ronggo Warsito, pujangga besar tanah Jawa yang hidup pada era Kasunanan
Surakarta abad 18.
Menurutnya,
ada tujuh satrio sebagai tokoh yang memerintah wilayah seluas wilayah
eks kerajaan Majapahit ini. Tujuh tokoh tersebut adalah Satrio Kinunjoro
Murwo Kuncoro, Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar, Satrio Jinumput
Sumelo Atur, Satrio Lelono Topo Ngrame, Satrio Piningit Hamong Tuwuh,
Satrio Boyong Pambukaning Gapuro, dan Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu.
Ada pihak yang menafsirkan ke-tujuh Satrio sebagai berikut :
Pertama, SATRIO KINUNJORO MURWO KUNCORO.
Pemimpin yang akrab dengan penjara (Kinunjoro), yang akan membebaskan
bangsa ini dari belenggu tradisi penjara, kemudian menjadi tokoh
pemimpin yang sangat tersohor di seluruh jagad (Murwo Kuncoro). Tokoh
ditafsirkan sebagai Soekarno, Proklamator dan Presiden Pertama RI.
Berkuasa tahun 1945-1967.
Kedua, SATRIO MUKTI WIBOWO KESANDUNG KESAMPAR.
Tokoh pemimpin berharta dunia (Mukti), berwibawa dan ditakuti (Wibowo),
namun dirinya dilekatan dengan segala kesalahan dan bernasib buruk
(Kesandung Kesampar). Ditafsirkan sebagai Soeharto, Presiden Kedua RI
dan pemimpin Rezim Orba yang sangat ditakuti. Berkuasa tahun 1967-1998.
Ketiga, SATRIO JINUMPUT SUMELA ATUR.
Tokoh pemimpin yang diangkat (Jinumput) tetapi hanya dalam masa
transisi atau sekedar menyelingi (Sumela Atur). Ditafsirkan BJ Habibie
Presiden Ketiga RI. Berkuasa tahun 1998-1999.
Keempat, SATRIO LELONO TAPA NGRAME.
Tokoh pemimpin yang suka mengembara/ keliling dunia (Lelono) juga
mempunyai jiwa rohaniawan dan kontroversial (Tapa Ngrame). Ditafsirkan
KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dus, Presiden Keempat RI. Berkuasa tahun
1999-2000.
Kelima, SATRIO PININGIT HAMONG TUWUH. Tokoh
pemimpin yang muncul membawa kharisma keturunan dari moyangnya (Hamong
Tuwuh). Ditafsirkan Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima RI. Berkuasa
tahun 2000-2004.
Keenam, SATRIO BOYONG PAMBUKANING GAPURO.
Tokoh pemimpin yang berpindah tempat (boyong) dari menteri menjadi
presiden dan akan menjadi peletak dasar sebagai pembuka gerbang menuju
puncak zaman keemasan (Pambukaning Gapuro). Ditafsir SBY. Presiden SBY
akan berhasil melewati semua tantangan bangsa jika mampu mensinergikan
dengan kekuatan Sang Pemimpin Ketujuh SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU.
SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU
dinilai tokoh pemimpin sangat relijius yang digambarkan resi begawan
(Pinandito/ ulama) yang rendah hati, memimpin atas dasar bimbingan
syariat Allah SWT (Sinisihan Wahyu).
Jika
merujuk pada tafsir ramalan ini, seharusnya yang akan menjadi Presiden
pengganti Susilo Bambang Yudhoyono adalah seseorang yang sangat
religius. Menurut Ronggo Warsito, Satria Piningit yang akan menjadi
Presiden mendatang adalah seorang pemimpin yang religius, rendah hati
dan memimpin atas dasar Syariat Islam (Satrio Pinandito Sinisihan
Wahyu). Apakah dalam diri Jokowi ada sifat Satrio Pinandito Sinisihan
Wahyu ?
Kita
semua mengetahui Jokowi diusung PDI-P yang dikenal sebagai partai kaum
nasionalis dan abangan yang memiliki pendukung fanatik. Secara individu,
spritualitas Jokowi biasa saja, tidak terlalu religius bahkan cenderung
abangan. Tidak ada sifat santri yang melekat pada diri Jokowi.
Kalau
benar ramalan Roggo Warsito, tanpa mendahului takdir Allah SWT,
seharusnya yang menjadi Presiden tahun 2014 adalah dari kalangan santri
seperti Capres dari Partai Islam atau tokoh religius lainnya.
Ada
beberapa nama Capres yang beredar dari Partai Islam diantaranya, Hatta
Rajasa, Yusril Ihza Mahendra, Ahmad Heryawan, Anis Matta dan Hidayat Nur
Wahid. Sedangkan tokoh yang terkenal religius namun belum di usung
partai politik adalah Yusuf Kalla dan Mahfud MD.
Dari
beberapa nama tersebut, peluang terbesar jadi 'kuda hitam' berasal
Partai Islam dengan kader dan massa yang militan, yakni Partai Keadilan
Sejahtera (PKS). Saya prediksi, PKS suaranya akan meningkat dalam pemilu
legislatif mendatang dan masuk tiga besar.
Walaupun
tahun 2013 PKS mengalami 'tsunami politik' namun bisa cepat bangkit
kembali. Hal ini bisa terlihat dalam kampanye perdana PKS di DKI Jakarta
yang digelar di Gelora Bung Karno (GBK) pada hari Minggu (16/03), yang
dihadiri ratusan ribu kader dan simpatisannya. Kader dan simpatisan PKS
berhasil memutihkan GBK.
Dengan
modal suara diatas 20%, PKS bisa ajukan Capresnya sendiri, jika kurang
dari 20% bisa berkoalisi dengan poros tengah atau partai lainnya.
Dari
tiga Capres PKS yang beredar, Ahmad Heryawan layak dipilih menjadi
Capres PKS. Selain sudah teruji kepemimpinannya di Jawa Barat, Ahmad
Heryawan memiliki sifat Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu. Ahmad Heryawan
memiliki ciri-ciri yang melekat sebagai Satrio Piningit tersebut.
Kedatangan Satria Piningit berdarah Pasundan juga sudah diramalkan oleh
Maharaja Padjadjaran, Prabu Siliwangi melalui sebuah wangsit yang di
kenal dengan Wangsit Siliwangi. Menurut Siliwangi, Satria Piningit
berikutnya berasal dari Tanah Pasundan.
Lantas,
apakah Anda percaya ramalan ini? Terlepas percaya atau tidak, ini
hanyalah sekadar ramalan yang belum dipastikan kebenarannya.
Muhammad Ridwan
Bandar Lampung 17 Maret 2014
0 komentar