Slider

Kolom Muhammad Ridwan

PNPM Mandiri

Media Sosial

Review Film

Berita

Kuliner

Istana Banjir, SBY Gulung Celana


Sumber : http://www.presidensby.info

Istana Kepresidenan Jakarta tak luput dari banjir. Kamis (17/1) pagi. Dengan menggulung celananya, Presiden SBY yang berkaus polo biru berbasah-basah untuk melihat kompleks Istana yang terendam air hingga 30 sentimeter, terutama di Wisma Negara. Sejak subuh, sejumlah kawasan Jakarta terendam banjir yang melumpuhkan aktivitas warga.

"Presiden tidak masalah Istana banjir, yang penting rakyat yang terkena banjir segera mendapat bantuan," kata Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha. Presiden berkeliling meninjau banjir bersama Menlu Marty Natalegawa dan Sekretaris Pribadi Kusnanto. Air kini telah surut dari Istana.


Keterangan foto: Berkaos T-Shirt dan menggulung celananya, Presiden SBY meninjau banjir di Wisma Negara, kompleks Istana Jakarta, Kamis (17/1) pagi. (foto: anung/presidensby.info)

Dari Bukit Hambalang Memandang Tanah Kelahiran [Bagian Kedua]

1357905787238210845
Keterangan Photo : Lahan Perkebunan di Bukit Hambalang dengan Latar Komplek Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olah Raga Nasional.

Tulisan kali ini merupakan lanjutan dari tulisan saya sebelumnya. Ditulisan bagian kedua ini, saya lebih membahas sisi lain Bukit Hambalang dan daerah sekitarnya dari masa ke masa. Mulai era sebelum kemerdekaan sampai era Orde Baru.

ooooOoooo

Setelah beristirahat dipuncak tertinggi Bukit Hambalang, selanjutnya kami langsung menuju rumah Bibi yang jaraknya tidak jauh dari tempat kami Istirahat.

Setelah sampai, kami disambut dengan rimbunnya pepohonan dan kolam ikan yang lumayan luas. Ah, inilah yang saya cari, memancing Ikan! he..he..sekaligus refreshing akhir tahun.

Setelah melepas kangen dan mengobrol-ngobrol, saya dan adik coba melepaskan penat dengan memancing ikan dikolam. Alhamdulillah, beberapa ekor Ikan Patin memakan umpannya. Lumayan kami berdua dapat sebelas ikan. Hasil mancingnya langsung dimasak oleh Bibi. Akhirnya kami makan bersama dengan goreng ikan Patin. Nasinya nasi liwet. Sudah lama saya tidak mencicipi nasi tersebut. Makan bersama dengan alas satu nampan ini, disebut "ngaliwet". Enak sekali, karena ada sambel dan lalapnya. Ciri khas Sunda sekali.

1357965827202681889

                                          Kolam Ikan di Bukit Hambalang

Setelah makan bersama, saya minta izin bersilaturahmi ke rumah seorang tokoh masyarakat Desa Hambalang yang kebetulan saya kenal sejak dulu, dalam rangka menggali informasi tentang sejarah Desa Hambalang.

Alhamdulillah beliau bersedia diwawancarai dengan syarat namanya tidak ditulis. Kita sebut saja dengan panggilan "Pak Haji".

Dari Bukit Hambalang Memandang Tanah Kelahiran

Bukit Hambalang, nama yang cukup familiar ditelinga saya. 35 tahun silam, saya dilahirkan di salah satu desa yang terletak dikaki bukit tersebut. Namanya Desa Tarikolot, masuk wilayah Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor. Jaraknya sekitar 2-3 Km dari Bukit Hambalang.

Saat ini, saya berdomisili di Provinsi Lampung. Medio tahun 2011 pindah ke Provinsi Beranda Sumatera tersebut untuk menempati pos baru dalam sebuah program pemberdayaan masyarakat. Disamping itu, dalam rangka berkumpul dengan keluarga besar dari pihak istri yang kebetulan berasal dari Sumatera.

Liburan akhir tahun 2012, saya sudah berniat untuk pulang kampung, bersamaan dengan berakhirnya kontrak kerja di Provinsi Lampung. Tapi sebenarnya ada "magnet" khusus sehingga saya berkeinginan berlibur di Bogor. 

Apa "magnet" khusus itu?

“Hattrick” Kemenangan Rakyat Palestina


Kamis, 29 November 2012, merupakan tanggal bersejarah bagi rakyat Palestina, karena Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui peningkatan status Palestina sebagai negara pemantau non-anggota dari status sebelumnya sebagai entitas pemantau yang diwakili oleh Palestine Liberation Organization (PLO).

Peningkatan status Palestina oleh PBB ibarat “akta kelahiran” bagi negara Palestina, setelah perjuangan panjang  dengan menumpahkan banyak darah dan air mata rakyat Palestina selama 65 tahun.

Kemenangan diplomasi Palestina di PBB, merupakan “hattrick” kemenangan rakyat Palestina atas Israel. Ibarat main sepakbola, Palestina berhasil mengalahkan Israel dalam tiga pertandingan berturut-turut.

Pertama, kemenangan Rakyat Palestina dalam pertempuran delapan hari di Palagan Gaza, yang berlangsung dari tanggal 14 – 21 November 2012. Mengutip tulisan teman saya, Andi Hakim, via situs jejaring sosial Facebook,  “Kemampuan penduduk Gaza bertahan dari serangan pretext war (perang dalih) Israel ke Jalur Gaza, menyebabkan blunder bagi Pemerintah Israel, karena selain tidak didukung rakyatnya sendiri, perang tersebut mengubah persepsi dunia tentang kejahatan perang Israel”

Iya benar, serangan brutal Israel selama delapan hari terhadap wilayah Gaza, menuai banyak simpati terhadap rakyat Palestina. Sebaliknya, Israel menuai jutaan protes dan caci-maki, baik melalui media jejaring sosial maupun demonstrasi jalanan diseluruh dunia. Simpati dunia Internasional terhadap Palestina melalui media sosial, TV/Radio, pemberitaan surat kabar dan demonstrasi jalanan, mampu melawan opini yang dibangun media Israel dan sekutunya.

Media mainstream yang didominasi media massa Eropa dan AS, yang menyatakan dalih serangan terhadap Gaza adalah “Self Defense” terhadap serangan roket-roket Pejuang Hamas, tidak mampu melawan opini publik melalui media jejaring sosial, yang memposting jutaan foto dan video anak-anak dan perempuan yang meninggal dan terluka. Supremasi kekuatan militer Israel terhadap Hamas di front Palagan Gaza, dilawan simpatisan Palestina di front kedua, yakni “Palagan” Dunia Maya. Posting jutaan kali korban perang di Gaza, mengubah persepsi masyarakat internasional tentang tujuan perang Israel terhadap Palestina.

Kedua, kemenangan diplomasi Hamas dengan diberlakukannya gencatan senjata di Gaza. Bersedianya Israel menerima gencatan senjata yang difasilitasi Mesir, secara tidak langsung mengakui eksistensi politik Hamas di Palestina. Selama ini AS dan Israel tidak mengakui Hamas sebagai kekuatan politik pemenang pemilu, karena dianggap kelompok “terrorist”. Israel dan AS selama ini hanya mengakui kelompok Fatah/PLO sebagai penguasa otoritas Pelestina. Kemudian, gencatan senjata di Gaza yang difasilitasi Mesir, dianggap juga kemenangan politik Presiden Muhammad Mursi, karena selama ini kelompok Ikhwanul Muslimin tidak diakui eksistensinya oleh AS dan Israel.

Kemudian, kemenangan ketiga Rakyat Palestina adalah diakuinya Palestina oleh PBB sebagai negara pemantau non-anggota dari status sebelumnya sebagai entitas pemantau yang diwakili PLO. Berdasarkan hasil voting di Sidang Majelis Umum PBB di New York, Kamis (29/11/2012) waktu setempat, Palestina mendapat dukungan mayoritas, yakni 138 anggota Majelis Umum PBB. Sementara hanya 9 anggota yang menolak dan sisanya 41 anggota abstain.

Dengan status negara pemantau non-anggota, Palestina bisa bergabung ke dalam organisasi-organisasi PBB, serta terlibat dalam perjanjian-perjanjian internasional, termasuk mendaftarkan Israel ke Mahkamah Internasional atas kejahatan perang selama ini. Hal ini merupakan langkah maju bagi Palestina dalam upaya diplomasinya memperoleh kemerdekaan penuh atas wilayah-wilayah yang masih dikuasai Israel.

Sebelumnya, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dalam pidato menjelang voting digelar, menyebut pengakuan PBB bagi peningkatan status Palestina itu merupakan “napas baru” menuju negosiasi damai dengan Israel.

“Upaya kami bukan untuk mengakhiri proses negosiasi, yang telah kehilangan tujuan dan kepercayaan, melainkan bertujuan untuk mencoba napas baru untuk perundingan dan meletakkan fondasi yang kuat sesuai kerangka acuan resolusi internasional yang relevan agar negosiasi berhasil,” ujar Abbas, seperti dilansir KOMPAS.com (30/11/2012).

Sebagai penutup tulisan ini, kita semua sepakat bahwa Kemerdekaan Palestina adalah Rahmat dari Allah SWT, seperti-halnya kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia. Kemerdekaan Palestina bukan hanya kemenangan Rakyat Palestina dan Ummat Islam, melainkan kemenangan masyarakat Internasional yang cinta perdamaian. Sesungguhnya kemenangan Rakyat Palestina adalah kemenangan bagi kemanusiaan.
Tulisan ini saya dedikasikan bagi seluruh Rakyat Palestina, khususnya yang telah syahid mempertahankan tanah airnya. Semoga Allah SWT menempatkan semua Syuhada ke dalam surga, sesuai dengan janji-Nya. Amin.

Sumber : www.kompasiana.com/ridwan78

Referensi Tulisan :
1. KOMPAS.com (30/11/2012)
2. Pengakuan Palestina Melihat Proses dalam Diplomasi, Fanpage FB Andi Hakim; November 2012.

Sumber Foto : www.sinaimesir.net

 

KTT ASEAN 2012: Adu Kuat (Pengaruh) China-AS

1353432252368326602















KTT ASEAN tahun 2012 yang dilaksanakan di Phnom Penh, Kamboja, berakhir antiklimaks. Pertemuan Pemimpin ASEAN dengan delapan negara mitranya tidak mencapai sebuah “konsensus bulat” tentang bagaimana cara menangani konflik di Laut China Selatan (LCS). 

Tidak adanya konsensus mengenai isu LCS, seperti menegaskan kembali hasil pertemuan Menteri Luar negeri negara-negara ASEAN pada tanggal 8 -13 Juli 2012 di Phnom Penh, Kamboja, yang menyepakati ditundanya pembahasancode of conduct” tentang status LCS. 

Konflik LCS disebabkan klaim beberapa negara di Asia Tenggara terhadap wilayah di perairan China Selatan, yang diyakini memiliki sumber daya alam dan mineral yang sangat kaya.
Menarik untuk dikaji, untuk pertama kalinya sepanjang sejarah ASEAN, gagal mencapai kata sepakat suatu “permasalahan” di Asia Tenggara. Gagalnya kesepakatan negara-negara ASEAN mengenai code of conduct” LCS, dianggap kemenangan diplomasi China di Asia Tenggara. China berhasil “memecah belah” suara ASEAN dan meretakan “keharmonisan” negara anggotanya. 

Konsep Self Defense : Untuk Israel atau Palestina?

Dalam rangkaian kunjungannya ke Asia Tenggara pasca kemenangan pemilihan Presiden AS, Obama kembali menegaskan dukungannya terhadap Israel dalam konflik Gaza. Menurutnya, Israel saat ini tengah mempertahankan diri dari serangan rudal-rudal Pejuang Hamas yang sudah mampu menjangkau Ibukota Israel Tel Aviv dan kota-kota besar lainnya.

Kami mendukung penuh hak Israel dalam mempertahankan diri dari rudal-rudal yang mendarat di rumah-rumah dan tempat kerja, yang berpotensi membunuh warga sipil. Tidak ada negara yang menolerir rudal yang menghujani warganya,” ujar Obama dalam konferensi pers di Bangkok, dilansir VIVAanews, Senin 19 November 2012.

Tentu saja, pernyataan Obama tersebut sangat melukai rakyat Palestina dan Muslim Internasional. Pasca kemenangan Obama, sebenarnya masyarakat Muslim berharap ada perubahan kebijakan Amerika Serikat tentang status Palestina. Penegasan Obama terhadap Israel, membuyarkan harapan Muslim Internasional akan perdamaian di Timur Tengah dan kemerdekaan Palestina.

Notes From Lampung : NKRI Harga Mati Vs. Kesejahteraan Rakyat

Sejak menginjakan kaki di Tanah Sai Bumi Ruwai Jurai Lampung, Medio tahun 2011, Penulis sering melihat banner bertuliskan “NKRI Harga Mati” dan “Damai Itu Indah” dengan latar belakang Komandan Korem 043 Garuda Hitam Provinsi Lampung. Entah apakah supaya kondisi Provinsi Lampung ini kondusif atau mensosialisasikan sang Komandan Korem menjelang Pilgub Lampung.

Tapi banner tersebut seolah-olah tidak punya makna ketika berbagai kasus kekerasan terjadi di Provinsi Serambi Sumatra ini. Kekerasan dengan latar belakang SARA sering terjadi di wilayah yang disebut “Miniatur Indonesia” karena heterogenitas penduduknya. Mulai dari kasus Talang Sari dan Dipasena saat orde baru, kasus Mesuji serta yang terbaru  adalah Kasus Balinuraga di Lampung Selatan dan Kasus Bekri di. Lampung Tengah. Lampung sebagai “Miniatur Indonesia” sebenarnya bisa menjadi laboratorium kehidupan sosial politik di Indonesia diluar DKI Jakarta. Heterogenitas masyarakatnya bisa menjadi barometer kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika Lampung agak “demam” dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka bisa dikatakan secara umum Indonesia juga sedang “demam” ,dan harus segera diberikan obatnya.