Slider

Kolom Muhammad Ridwan

PNPM Mandiri

Media Sosial

Review Film

Berita

Kuliner

» » » » » “Hattrick” Kemenangan Rakyat Palestina


Kamis, 29 November 2012, merupakan tanggal bersejarah bagi rakyat Palestina, karena Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui peningkatan status Palestina sebagai negara pemantau non-anggota dari status sebelumnya sebagai entitas pemantau yang diwakili oleh Palestine Liberation Organization (PLO).

Peningkatan status Palestina oleh PBB ibarat “akta kelahiran” bagi negara Palestina, setelah perjuangan panjang  dengan menumpahkan banyak darah dan air mata rakyat Palestina selama 65 tahun.

Kemenangan diplomasi Palestina di PBB, merupakan “hattrick” kemenangan rakyat Palestina atas Israel. Ibarat main sepakbola, Palestina berhasil mengalahkan Israel dalam tiga pertandingan berturut-turut.

Pertama, kemenangan Rakyat Palestina dalam pertempuran delapan hari di Palagan Gaza, yang berlangsung dari tanggal 14 – 21 November 2012. Mengutip tulisan teman saya, Andi Hakim, via situs jejaring sosial Facebook,  “Kemampuan penduduk Gaza bertahan dari serangan pretext war (perang dalih) Israel ke Jalur Gaza, menyebabkan blunder bagi Pemerintah Israel, karena selain tidak didukung rakyatnya sendiri, perang tersebut mengubah persepsi dunia tentang kejahatan perang Israel”

Iya benar, serangan brutal Israel selama delapan hari terhadap wilayah Gaza, menuai banyak simpati terhadap rakyat Palestina. Sebaliknya, Israel menuai jutaan protes dan caci-maki, baik melalui media jejaring sosial maupun demonstrasi jalanan diseluruh dunia. Simpati dunia Internasional terhadap Palestina melalui media sosial, TV/Radio, pemberitaan surat kabar dan demonstrasi jalanan, mampu melawan opini yang dibangun media Israel dan sekutunya.

Media mainstream yang didominasi media massa Eropa dan AS, yang menyatakan dalih serangan terhadap Gaza adalah “Self Defense” terhadap serangan roket-roket Pejuang Hamas, tidak mampu melawan opini publik melalui media jejaring sosial, yang memposting jutaan foto dan video anak-anak dan perempuan yang meninggal dan terluka. Supremasi kekuatan militer Israel terhadap Hamas di front Palagan Gaza, dilawan simpatisan Palestina di front kedua, yakni “Palagan” Dunia Maya. Posting jutaan kali korban perang di Gaza, mengubah persepsi masyarakat internasional tentang tujuan perang Israel terhadap Palestina.

Kedua, kemenangan diplomasi Hamas dengan diberlakukannya gencatan senjata di Gaza. Bersedianya Israel menerima gencatan senjata yang difasilitasi Mesir, secara tidak langsung mengakui eksistensi politik Hamas di Palestina. Selama ini AS dan Israel tidak mengakui Hamas sebagai kekuatan politik pemenang pemilu, karena dianggap kelompok “terrorist”. Israel dan AS selama ini hanya mengakui kelompok Fatah/PLO sebagai penguasa otoritas Pelestina. Kemudian, gencatan senjata di Gaza yang difasilitasi Mesir, dianggap juga kemenangan politik Presiden Muhammad Mursi, karena selama ini kelompok Ikhwanul Muslimin tidak diakui eksistensinya oleh AS dan Israel.

Kemudian, kemenangan ketiga Rakyat Palestina adalah diakuinya Palestina oleh PBB sebagai negara pemantau non-anggota dari status sebelumnya sebagai entitas pemantau yang diwakili PLO. Berdasarkan hasil voting di Sidang Majelis Umum PBB di New York, Kamis (29/11/2012) waktu setempat, Palestina mendapat dukungan mayoritas, yakni 138 anggota Majelis Umum PBB. Sementara hanya 9 anggota yang menolak dan sisanya 41 anggota abstain.

Dengan status negara pemantau non-anggota, Palestina bisa bergabung ke dalam organisasi-organisasi PBB, serta terlibat dalam perjanjian-perjanjian internasional, termasuk mendaftarkan Israel ke Mahkamah Internasional atas kejahatan perang selama ini. Hal ini merupakan langkah maju bagi Palestina dalam upaya diplomasinya memperoleh kemerdekaan penuh atas wilayah-wilayah yang masih dikuasai Israel.

Sebelumnya, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dalam pidato menjelang voting digelar, menyebut pengakuan PBB bagi peningkatan status Palestina itu merupakan “napas baru” menuju negosiasi damai dengan Israel.

“Upaya kami bukan untuk mengakhiri proses negosiasi, yang telah kehilangan tujuan dan kepercayaan, melainkan bertujuan untuk mencoba napas baru untuk perundingan dan meletakkan fondasi yang kuat sesuai kerangka acuan resolusi internasional yang relevan agar negosiasi berhasil,” ujar Abbas, seperti dilansir KOMPAS.com (30/11/2012).

Sebagai penutup tulisan ini, kita semua sepakat bahwa Kemerdekaan Palestina adalah Rahmat dari Allah SWT, seperti-halnya kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia. Kemerdekaan Palestina bukan hanya kemenangan Rakyat Palestina dan Ummat Islam, melainkan kemenangan masyarakat Internasional yang cinta perdamaian. Sesungguhnya kemenangan Rakyat Palestina adalah kemenangan bagi kemanusiaan.
Tulisan ini saya dedikasikan bagi seluruh Rakyat Palestina, khususnya yang telah syahid mempertahankan tanah airnya. Semoga Allah SWT menempatkan semua Syuhada ke dalam surga, sesuai dengan janji-Nya. Amin.

Sumber : www.kompasiana.com/ridwan78

Referensi Tulisan :
1. KOMPAS.com (30/11/2012)
2. Pengakuan Palestina Melihat Proses dalam Diplomasi, Fanpage FB Andi Hakim; November 2012.

Sumber Foto : www.sinaimesir.net

 

Share Artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

0 komentar

Bagaimana Pendapat Anda?