Slider

Kolom Muhammad Ridwan

PNPM Mandiri

Media Sosial

Review Film

Berita

Kuliner

Strategi "Lompat Kodok" Jokowi Vs. Jenderal MacArthur


Perang Dunia II memberi kita banyak pelajaran berharga, salah satunya adalah Leapfrog Strategy atau Strategi Lompat Kodok yang diperkenalkan oleh Jenderal Douglas MacArthur yang kala itu bertugas mengawal pangkalan Amerika di Pasifik.

Jenderal Douglas MacArthur menggunakan strategi "Lompat Kodok" untuk kuasai wilayah-wilayah yang dikuasai Jepang, dan sampai di daratan Jepang. Dengan Strateginya tersebut, Amerika Serikat memenangkan Perang Asia Pasific .

Dengan Leapfrog Strategy, MacArthur kuasai dulu pulau kecil seperti karang, langkah selanjutnya adalah menguasai kepulauan berukuran sedang seperti Kepulauan Solomon dan New Guinea, baru kemudian melangkah lebih jauh merengkuh Filipina dan sampai ke wilayah kepulauan Jepang. Semua berjalan secara terstruktur, dan langkah demi langkah, sabar dan konsisten. Itulah kunci kemenangan pasukan MacArthur di Pasifik atas Jepang.

Apakah Strategi itu bisa digunakan dalam dunia politik? Iya, tentu saja bisa. Beberapa tokoh pendiri bangsa Indonesia menapak jalan menuju kekuasaan dimulai dari bawah, karirnya terstruktur, terseok-seok, berdarah-darah, namun perlahan tapi pasti bisa merengkuh kekuasaan politik yang diinginkannya. Contohnya Soekarno.

Strategi Lompat Kodok Jokowi

Sekarang, Apa relevansinya antara "Strategi Lompat Kodok" dengan Jokowi? Iya, kalau kita lihat "lompatan" karir politiknya yang fenomenal, seolah-olah ia (Jokowi-red) menggunakan strategi ini.

Awalnya Jokowi hanya seorang pungusaha meubel yang kemudian terjun ke dunia politik. Karir politik Jokowi dimulai
melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), kemudian menjadi Walikota Solo, lalu dalam waktu singkat menjadi Gubernur DKI Jakarta, dan sekarang Jokowi menapak jalan menuju kursi RI-1. Sebuah "lompatan" politik yang luar biasa.

Tapi, dalam dunia politik, karir melesat cepat dalam waktu singkat, apalagi belum menyelesaikan tugas secara tuntas atau amanah rakyat, tidaklah elok. Itu melangggar "etika politik" yang memang tidak tersirat secara tertulis.

Pasti tulisan ini banyak yang mencibir, dan mengatakan, so what gitu loh, itu hak asasi Jokowi dan Partainya. Benar, itu hak kita semuanya juga.

Namun ada pelajaran yang bisa kita ambil dari "Strategi Lompat Kodok" Jenderal MacArthur yakni bila waktunya tiba, kita akan menjadi besar, asal langkah kita terstruktur, sabar, dan konsisten, mau mengikuti langkah demi langkah, tidak melangkahi begitu saja. Suatu saat kita akan mengalami lompatan seperti kodok bila memang sudah tiba waktunya, termasuk dalam merengkuh kekuasaan dalam bidang politik.

Pemimpin negara atau negarawan harus dilahirkan secara alamiah. Mengutip bahasa wong ndeso, pemimpin itu tidak boleh "dikarbit".

Jadi, gunakanlan hati nurani anda dalam memilih pemimpin nasional Indonesia pada 9 Juli 2014 mendatang.

Hadiri Kampanye di Lampung, Anis Matta: Kita Putihkan Istana

Hari ini saya meliput kampanye Partai Keadilan Partai Sejahtera (PKS) di GOR Saburai Bandar Lampung yang menghadirkan Anis Matta sebagai Presden PKS. Berikut tulisannya. yang dimuat di www.mediawarga.info


****


BANDAR LAMPUNG (Media Warga Online)-Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta menghadiri kampanye terbuka PKS di GOR Saburai Bandar Lampung, Sabtu (22/03) siang.
Anis Matta tiba di GOR Saburai sekitar pukul 14.00 yang disambut meriah oleh ribuan kader dan simpatisan PKS. Anis Matta hadir bersama Sekjen PKS Taufik Ridho.

Dalam orasi politiknya, Anis Matta menyatakan kemenangan PKS sudah di depan mata, oleh karena itu seluruh kader  PKS harus bekerja keras untuk memenangkan PKS dalam pemilihan legislatif (Pileg) mendatang.


Anis Matta Pimpin Kampaye Terbuka di GOR Saburai Bandar Lampung, Sabtu (22/03) | Dok. Pribadi M. Ridwan
"Bau-bau Istana negara sudah tercium," Ungkap Anis Matta.

Menurut Anis Matta, giliran yang warna putih yang harus mendiami Istana negara karena warna merah, kuning, hijau, dan biru pernah mendiami Istana Negara. Anis Matta menjanjikan pemerintahan yang bersih dan sehat jika PKS memenangkan Pemilihan Presiden mendatang.

"PKS tahun ini akan menang! Mengapa? Karena Istana pernah rasa merah. Istana pernah rasa kuning. Istana pernah rasa hijau. Istana pernah rasa biru. Tapi Istana belum pernah rasa apa?" tanya Anis kepada 7 ribu kader yang memadati Gelanggang Olah Raga (GOR) Saburai. Seluruh GOR langsung bergemuruh dengan jawaban, "Putih!"

"Namun tiket untuk bisa mencalonkan kader terbaik PKS tergantung Pemilihan Legislatif mendatang" Tegas Anis Matta.

Oleh karena itu, Anis meminta kader PKS di Lampung bekerja keras untuk menambah kursi di DPR-RI.

"Saya harap Lampung bisa menyumbang minimal 4 kursi di DPR-RI" Ungkap Anis.

PKS Lampung pada Pileg tahun 2009 meraih 2 kursi untuk DPR-RI yang diwakili oleh Ustad Almuzzammil Yusuf dan Ustad Abdul Hakim.

Sementara itu, menurut Ketua DPW PKS Provinsi Lampung, Gufron Azis Fuadi,  elektabilitas PKS pada bulan Januari - Maret trend-nya terus naik.

"Butuh beberapa lompatan lagi bagi PKS untuk bisa meraih 3 besar" Ungkap Gufron  dalam orasi politiknya.

Dalam kampanye di GOR Saburai,  PKS tidak lagi melibatkan anak-anak terkait adanya himbauan dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)yang melarang melibatkan anak-anak dalam kampanye Partai Politik.


Kader PKS Putihkan GOR Saburai Bandar Lampung

Kemarin, Sabtu (22/03) saya hadiri Kampanye terbuka Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Lampung yang dipusatkan di Gedung Olah Raga (GOR) Saburai Bandar Lampung, dihadiri kurang lebih 10 ribuan massa, Sabtu (22/3). Di dalam GOR massa PKS dipekirakan mencapai tujuh ribu orang. 

Selain memenuhi tribun, terlihat massa PKS juga menyemut diluar GOR. Kader dan Simpatisan  yang tak tertampung di dalam disediakan layar lebar agar tetap dapat mengikuti semua acara kampanye terbuka PKS.

Seperti diberitakan www.mediawarga.info,  Presiden PKS, Anis Mata,  memimpin kampanye terbuka di Lampung hari ini.  

Anis Matta tiba di GOR Saburai sekitar pukul 14.00 yang disambut meriah oleh ribuan kader dan simpatisan PKS. Anis Matta hadir bersama Sekjen PKS Taufik Ridho.

Dalam orasi politiknya, Anis Matta menyatakan kemenangan PKS sudah di depan mata, oleh karena itu seluruh kader  PKS harus bekerja keras untuk memenangkan PKS dalam pemilihan legislatif (Pileg) mendatang.

"PKS tahun ini akan menang! Mengapa? Karena Istana pernah rasa merah. Istana pernah rasa kuning. Istana pernah rasa hijau. Istana pernah rasa biru. Tapi Istana belum pernah rasa apa?" tanya Anis kepada 7 ribu kader yang memadati Gelanggang Olah Raga (GOR) Saburai. Seluruh GOR langsung bergemuruh dengan jawaban, "Putih!"

"Namun tiket untuk bisa mencalonkan kader terbaik PKS tergantung Pemilihan Legislatif mendatang" Tegas Anis Matta.

Anis meminta kader PKS di Lampung bekerja keras untuk menambah kursi di DPR-RI. "Saya harap Lampung bisa menyumbang minimal 4 kursi di DPR-RI" Ungkap Anis.

Berikut dokumentasi kampanye PKS di Bandar Lampung pada Sabtu (22/03).

Anis Matta Presiden PKS di Tengah Massa PKS

Kader dan Simpatisan PKS Memenuhi GOR Saburai

Massa PKS Putihkan GOR Saburai

 
Massa PKS Putihkan GOR Saburai

Foto : Dokumentasi Muhammad Ridwan
Sumber: www.mediawarga.info

Koalisi 3 Subkultur Politik Dalam Pilpres 2014

Di awal kemerdekaan Indonesia sampai berakhirnya era demokrasi terpimpin, ada 3 (tiga) subkultur politik di Indonesia yang dominan yakni Nasionalis pro Soekarno, Komunis dan Islam. Bahkan oleh Presiden Soekarno tiga subkultur politik tersebut disatukan dalam doktrin Nasakom.  

Partai Peserta Pemilu Legislatif 2014 (Sumber: Tribunnews.com)
Nasakom adalah singkatan dari Nasionalis, Agama dan Komunis. Menurut Wikipedia, teori Nasakom telah lahir dan dirumuskan oleh Soekarno sejak tahun 1926 yang pada saat itu diistilahkan dengan tiga hal pokok yakni “Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme. Pada intinya ketiga hal tersebut dipersatukan dalam satu tujuan yaitu Gotong-royong (bekerja bersama-sama) untuk Revolusi Indonesia dalam melawan Imperialisme. Namun doktrin ini tidak berlaku lagi ketika orde baru berkuasa.

Di  era orde baru, pasca  Soekarno dilengserkan, Militer kemudian menggantikan posisi Komunis sebagai salahsatu kekuatan politik di Indonesia dan sangat mendominasi. Dua subkultur politik yang lainnya, yakni faksi Nasionalis warisan Soekarno  dan Islam, praktis hanya sebagai pelengkap saja. 

Untuk mengendalikan dua subkultur politik ini, pada tahun 1973 pemerintahan orde baru mengeluarkan kebijakan penyederhanaan partai melalui fusi partai politik yaitu dengan cara menyatukan  empat partai politik Islam, yaitu : NU, Parmusi, Partai Sarikat Islam dan Perti bergabung menjadi Partai Persatu Pembangunan (PPP). Kemudian, lima partai lainnya yaitu PNI, Partai Kristen Indonesia, Parati Katolik, Partai Murba dan Partai IPKI (ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia) bergabung menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Maka pada tahun 1977 hanya terdapat 3 organisasi kekuatan politik Indonesia dan terus berlangsung hinga pada pemilu 1997.

Setelah Orde Baru tumbang, pada pemilu tahun 1999, kita kembali kepada era multi partai. Tercatat 48 partai politik mengikuti pemilu 1999. Kemudian, pemilu di tahun 2004 di ikuti 24 partai politik dan pemilu tahun 2009 di ikuti 38 partai politik dan 6 partai lokal Aceh. Dan kini di tahun 2014, kembali digelar pemilihan umum yang akan di ikuti oleh 12 partai politik dan 3 partai lokal Aceh. 

Konstelasi politik dalam pemilu dari tahun 1999 - 2014, di dominasi oleh tiga subkultur Politik yakni, Islam, Nasionalis dan Militer. Walaupun militer sudah menanggalkan gelanggang politik sejak tahun 2004, ada fenomena menarik pada Pemilu 2004 dan 2009, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berlatarbelakang militer terpilih sebagai Presiden, dan banyak purnawirawan TNI yang berdiaspora atau menyebar ke berbagai partai politik untuk bertarung mendapatkan kursi di Parlemen. Jadi, kekuatan Subkultur Militer tetap ada dan kuat.

Di tahun 2014, tiga kekuatan subkultur politik ini menyebar di berbagai partai, yaitu:

1. Subkultur Nasionalis: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Nasional Demokrat (Nasdem), dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
2. Subkultur Islam : Islam Perkotaaan terdiri dari Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Bulan Bintang (PBB). Kemudian Islam Tradisional terdiri dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
3. Subkultur Militer (Ketua Umum atau Capres dari purnawirawan militer): Partai Demokrat, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Koalisi antar Subkultur Politik dalam Pemilihan Presiden 2014

Menyimak hasil polling satu bulan terakhir, diprediksi Partai Golkar dan PDI-P akan bersaing dalam memperebutkan posisi 'jawara' dalam pemilu legislatif (Pileg) 2014. Kemudian Partai yang mengusung Capres dan Ketua umum dari purnawirawan militer juga akan memperoleh suara yang signifikan, khususnya Partai Gerindra. Sedangkan Partai-partai Islam ada diposisi papan bawah dalam Pileg 2014.

Melihat konstelasi tersebut, diprediksi peluang partai yang bisa mencalonkan Capres sendiri adalah PDI-P dan Partai Golkar, akan tetapi peluang terbesar sebagai pemenang pileg dan pilpres adalah PDI-P.

Namun, Pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) 2014 diprediksi tidak akan berlangsung satu putaran. Meskipun, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mengusung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai calon presiden (capres).

Hal itu disampaikan pendiri Pusat Data Bersatu (PDB), Didik J Rachbini dalam diskusi bertema "Nasib Jakarta, Pasca Jokowi", di Jakarta, mengutip BeritaSatu.com, Selasa (18/3).

"Tampaknya pilpres tidak satu putaran. Walaupun PDI-P usung Jokowi, akan sulit menang satu putaran," kata Didik.

Dia menjelaskan, elektabilitas Jokowi mengalami penurunan dalam survei. "Jokowi pernah sampai di atas 30% elektabilitasnya, tapi terakhir ini turun sampai di bawah 30%. Penyebabnya adalah kritik yang menyebar dari mulut ke mulut jadi besar," tegas Didik.

Jika benar prediksi PDB tersebut, maka skenario koalisi Subkultur Politik putaran dua dalam Pilpres adalah sebagai berikut :

(1) Koalisi Nasionalis dengan Islam Tradisional Vs. Koalisi Militer (Prabowo) dengan Islam Perkotaan.
(2) Koalisi Nasionalis dengan Islam Perkotaan Vs. Koalisi Militer (Prabowo) dengan Islam Tradisional.
(3) Koalisi Nasionalis (PDI-P) dengan Militer (Wiranto/Jenderal Pro Mega) didukung Islam Tradisional Vs. Koalisi Militer (Prabowo) dengan Islam Perkotaan, didukung Golkar dan Demokrat.
(4) Koalisi Nasionalis (PDI-P) dengan Islam (Poros Tengah) didukung Militer (Wiranto) Vs. Koalisi Militer (Prabowo) dengan Nasionalis (Golkar) dan du dukung oleh Demokrat (SBY).
(5) Koalisi Nasionalis dengan Militer (Wiranto/Jenderal Pro Mega) Vs. Koalisi Militer (Prabowo) dengan Poros Tengah, didukung oleh Golkar dan Demokrat (SBY).

Peluang untuk menang diantara kekuatan tiga subkultur tersebut masih sama kuat. Jadi bohong, jika Jokowi dengan mudah memenangkan Pilpres 2014. Bagaimana dengan pendapat anda?

Oleh: Muhammad Ridwan
Kotabumi, 21 Maret 2014

Satria Piningit itu Bukan Jokowi

Buku Jokowi (Bukan) Untuk Presiden (Kompasiana.com)
Siapa Presiden RI yang akan terpilih pada tahun 2014 ini?  Pertanyaan ini semakin mengemuka menjelang Pemilihan Presiden yang akan di gelar pada 9 Juli 2014 mendatang.

Saat ini beberapa nama telah di deklarasikan sebagai calon presiden (Capres) oleh partai politik, diantaranya Aburizal Bakri dari Partai Golkar, Prabowo Subianto dari Partai Gerindra, Wiranto dari Partai Hanura, Hatta Rajasa dari PAN, Yusril Ihza Mahendra dari PBB, dan terakhir Joko Widodo atau Jokowi telah di-Capres-kan oleh PDI Perjuangan.

Selain itu, beredar juga nama Dahlan Iskan dan Anis Baswedan sebagai peserta konvensi Capres Partai Demokrat, lalu ada Mahfud MD, Yusuf Kalla dan Rhoma Irama yang digadang-gadang akan diusung oleh PKB, serta Ahmad Heryawan, Anis Matta dan Hidayat Nurwahid Capres dari PKS.

Dari beberapa nama Capres yang beredar, Elektabilitas Jokowi  ‘tak tertandingi'  dalam berbagai survei jika Pilpres dilaksanakan hari ini.

Dengan kepopuleran dan elektabilitasnya yang tinggi, apakah benar Jokowi akan menempati kursi RI-1 pada 2014 ini?

Kepopuleran Jokowi disebabkan prestasi kerjanya selama menjabat Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta secara masif diliput oleh media massa. Kemudian, penampilannya yang sederhana dan merakyat mampu memikat banyak orang untuk mendorongnya jadi salahsatu Capres. Lalu ada faktor lainnya yang membuat Jokowi diharapkan 'Wong Cilik", yaitu ada sebagian masyarakat yang mempercayai Jokowi sebagai Satria Piningit.

Mari kita bahas peluang Jokowi ini dari sisi kajian Non-Post Modern. Saya belum yakin jika Jokowi akan menjadi presiden tahun ini. Meski Gubernur DKI Jakarta itu unggul di semua survei, namun, itu bukanlah jaminan Jokowi bisa menang dalam Pilpres mendatang, apalagi jika ramalan Ronggo Warsito dan Wangsit Siliwangi tepat.

"Benarkah Satria Piningit itu Jokowi? Mari kita simak ramalan Raden Ngabehi Ronggo Warsito, pujangga besar tanah Jawa yang hidup pada era Kasunanan Surakarta abad 18.

Menurutnya, ada tujuh satrio sebagai tokoh yang memerintah wilayah seluas wilayah eks kerajaan Majapahit ini. Tujuh tokoh tersebut adalah Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro, Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar, Satrio Jinumput Sumelo Atur, Satrio Lelono Topo Ngrame, Satrio Piningit Hamong Tuwuh, Satrio Boyong Pambukaning Gapuro, dan Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu.

Ada pihak yang menafsirkan ke-tujuh Satrio sebagai berikut :

Pertama, SATRIO KINUNJORO MURWO KUNCORO. Pemimpin yang akrab dengan penjara (Kinunjoro), yang akan membebaskan bangsa ini dari belenggu tradisi penjara, kemudian menjadi tokoh pemimpin yang sangat tersohor di seluruh jagad (Murwo Kuncoro). Tokoh ditafsirkan sebagai Soekarno, Proklamator dan Presiden Pertama RI. Berkuasa tahun 1945-1967.

Kedua, SATRIO MUKTI WIBOWO KESANDUNG KESAMPAR. Tokoh pemimpin berharta dunia (Mukti), berwibawa dan ditakuti (Wibowo), namun dirinya dilekatan dengan segala kesalahan dan bernasib buruk (Kesandung Kesampar). Ditafsirkan sebagai Soeharto, Presiden Kedua RI dan pemimpin Rezim Orba yang sangat ditakuti. Berkuasa tahun 1967-1998.

Ketiga, SATRIO JINUMPUT SUMELA ATUR. Tokoh pemimpin yang diangkat (Jinumput) tetapi hanya dalam masa transisi atau sekedar menyelingi (Sumela Atur). Ditafsirkan BJ Habibie Presiden Ketiga RI. Berkuasa tahun 1998-1999.

Keempat, SATRIO LELONO TAPA NGRAME. Tokoh pemimpin yang suka mengembara/ keliling dunia (Lelono) juga mempunyai jiwa rohaniawan dan kontroversial (Tapa Ngrame). Ditafsirkan KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dus, Presiden Keempat RI. Berkuasa tahun 1999-2000.

Kelima, SATRIO PININGIT HAMONG TUWUH. Tokoh pemimpin yang muncul membawa kharisma keturunan dari moyangnya (Hamong Tuwuh). Ditafsirkan Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima RI. Berkuasa tahun 2000-2004.

Keenam, SATRIO BOYONG PAMBUKANING GAPURO. Tokoh pemimpin yang berpindah tempat (boyong) dari menteri menjadi presiden dan akan menjadi peletak dasar sebagai pembuka gerbang menuju puncak zaman keemasan (Pambukaning Gapuro). Ditafsir SBY. Presiden SBY akan berhasil melewati semua tantangan bangsa jika mampu mensinergikan dengan kekuatan Sang Pemimpin Ketujuh SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU.

SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU dinilai tokoh pemimpin sangat relijius yang digambarkan resi begawan (Pinandito/ ulama) yang rendah hati, memimpin atas dasar bimbingan syariat Allah SWT (Sinisihan Wahyu).

Jika merujuk pada tafsir ramalan ini, seharusnya yang akan menjadi Presiden pengganti Susilo Bambang Yudhoyono adalah seseorang yang sangat religius. Menurut Ronggo Warsito, Satria Piningit yang akan menjadi Presiden mendatang adalah seorang pemimpin yang religius, rendah hati dan memimpin atas dasar Syariat Islam (Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu). Apakah dalam diri Jokowi ada sifat Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu ?

Kita semua mengetahui Jokowi diusung PDI-P yang dikenal sebagai partai kaum nasionalis dan abangan yang memiliki pendukung fanatik. Secara individu, spritualitas Jokowi biasa saja, tidak terlalu religius bahkan cenderung abangan. Tidak ada sifat santri yang melekat pada diri Jokowi.

Kalau benar ramalan Roggo Warsito, tanpa mendahului takdir Allah SWT, seharusnya yang menjadi Presiden tahun 2014 adalah dari kalangan santri seperti Capres dari Partai Islam atau tokoh religius lainnya.

Ada beberapa nama Capres yang beredar dari Partai Islam diantaranya, Hatta Rajasa, Yusril Ihza Mahendra, Ahmad Heryawan, Anis Matta dan Hidayat Nur Wahid. Sedangkan tokoh yang terkenal religius namun belum di usung partai politik adalah Yusuf Kalla dan Mahfud MD.

Dari beberapa nama tersebut, peluang terbesar jadi 'kuda hitam' berasal Partai Islam dengan kader dan massa yang militan, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Saya prediksi, PKS suaranya akan meningkat dalam pemilu legislatif mendatang dan masuk tiga besar.

Walaupun tahun 2013 PKS mengalami 'tsunami politik' namun bisa cepat bangkit kembali. Hal ini bisa terlihat dalam kampanye perdana PKS di DKI Jakarta yang digelar di Gelora Bung Karno (GBK) pada hari Minggu (16/03), yang dihadiri ratusan ribu kader dan simpatisannya. Kader dan simpatisan PKS berhasil memutihkan GBK.

Dengan modal suara diatas 20%, PKS bisa ajukan Capresnya sendiri, jika kurang dari 20% bisa berkoalisi dengan poros tengah atau partai lainnya.

Dari tiga Capres PKS yang beredar, Ahmad Heryawan layak dipilih menjadi Capres PKS. Selain sudah teruji kepemimpinannya di Jawa Barat, Ahmad Heryawan memiliki sifat Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu. Ahmad Heryawan memiliki ciri-ciri yang melekat sebagai Satrio Piningit tersebut. Kedatangan Satria Piningit berdarah Pasundan juga sudah diramalkan oleh Maharaja Padjadjaran, Prabu Siliwangi melalui sebuah wangsit yang di kenal dengan Wangsit Siliwangi. Menurut Siliwangi, Satria Piningit berikutnya berasal dari Tanah Pasundan.

Lantas, apakah Anda percaya ramalan ini? Terlepas percaya atau tidak, ini hanyalah sekadar ramalan yang belum dipastikan kebenarannya.

Muhammad Ridwan
Bandar Lampung 17 Maret 2014

Eng Bok dan Eng Lim

2014: Tahun Kuda Kayu Menurut Budaya Tionghoa
Siapa bilang keturunan Tiong Hoa eksklusif. Sejak kecil, saya kenal dua orang keturunan Tiong Hoa yang bersahaja dan mau membaur dengan pribumi. Sebut saja namanya  Eng Bok dan Eng Lim.

Eng Bok adalah pedagang aneka kue di Pasar Citeureup Bogor, langganan almarhum Ibu dan Nenek saya. Eng Bok fasih berbahasa Sunda dan sangat ramah kepada konsumen. Dia sering kasih discount jika konsumen belanja banyak. Saya sering lewati tokonya jika pulang sekolah dengan jalan kaki. Tokonya yang dekat Bioskop Palapa Citeureup selalu ramai pembeli. Hoki benar Eng Bok dengan usahanya. Dengan berniaga dia punya rumah yang sangat besar. Bahkan tokonya semakin banyak. Saya kaget, dikemudian hari ada perubahan dalam penampilan Eng Bok, sekarang dia memiliki janggut dan berkopiah putih. Ternyata Eng Bok menjadi seorang Mualaf. Wajar jika Eng Bok masuk Islam, karena 99% konsumennya orang Sunda yang dikenal Muslim taat. Sebagian besar, keluarga besar Eng Bok Masuk Islam.

Yang kedua, saya kenal Eng Lim. Berbeda dengan Eng Bok yang kaya raya, Eng Lim hanya berprofesi sebagai sopir. Eng lim dikampung saya dikenal sebagai penyedia transportasi untuk mengangkut hasil kerajinan Desa Tarikolot dan hasil Bumi dari daerah Hambalang atau Tajur. Kendaraan yang dimiliki Eng Lim hanya mobil Colt bak terbuka butut yang sudah layak dibesituakan. Kebetulan Eng Lim kenal dekat dengan almarhum Kakek yang dulu dikenal sebagai Saudagar terpandang . Kebetulan Kakek punya 2 unit mobil bak terbuka dan satu truk yang juga dioperasionalkan seperti mobil Eng Lim, hanya saja Mobil Kakek jauh lebih bagus..he..he.

Eng Lim memang sedikit dari keturunan Tiong Hoa yang mau bekerja kasar. Jika mau berangkat sekolah di Cibinong, Saya sering lihat mobil Eng Lim mangkal bersama mobil bak terbuka lainnya untuk menunggu pelanggan di depan Kantor Koramil Citeureup , dia membaur dengan sopir lain sambil ngopi dan main kartu. Dari deretan mobil-mobil bek terbuka, mobil Eng Lim yang berbeda sendiri, karena saking bututnya..he..he. Saya sering geli melihatnya. Kok orang Tionghoa punya mobil jelek sekali he..he. Namun, karena keuletan Eng Lim, beberapa tahun kemudian Mobil Colt butut era 70-an Eng Lim sudah berganti menjadi mobil Mitsubihi L-300.

Kesamaan Eng Lim dan Eng Bok adalah ramah, fasih berbahasa Sunda, serta mudah bergaul dengan pribumi. Di Citeureup memang ada wilayah pecinan tempat keturunan Tinghoa menetap sejak abad 18 atau 19 yakni Kampung Pulo, mereka dikenal dengan China Citeureup. Ketika imlek pertama kali dijadikan hari libur nasional, Metro TV menyiarkan secara langsung perayaan Imlek di Kampung tersebut. Bagi warga Kampung Pulo dan keturunan Tiong Hoa lainnya di Citeureup, sejak dulu tidak ada diskriminasi, karena mereka mudah bergaul dengan warga pribumi lainnya. Hanya saja perayaan Imlek di jaman orde baru tidak semeriah sekarang. Pernah saya ajak Istri untuk menyaksikan acara Imlek di Kampung Pulo tersebut.

Walau agak terlambat, saya ucapkan, Selamat Imlek...Gong Xi Fat Cai dan Cap Go Meh

Analisis Marxis Tentang Islam Politik


Bentuk imperialisme mengalami metamorfosis sejak berakhirnya perang dunia Kedua. Saat ini Amerika Serikat dan sekutunya mendominasi di seluruh dunia, baik secara ekonomi, politik maupun militer. Secara ekonomi, dominasi itu ditancapkan melalui lembaga-lembaga seperti IMF dan WTO. Sementara secara politis melalui pemimpin yang bisa dikendalikan dan dipengaruhi seperti yang terjadi di Irak, Afghanistan, dan Palestina, dan secara militer dengan cara pendudukan negara-negara berdaulat di Timur Tengah dan Asia Selatan.

Praktis, pasca berakhirnya perang dingin, Amerika Serikat dan sekutunya menjadi satu-satunya polisi dunia. Namun pasca peristiwa 11 September 2001, atau lebih dikenal dengan peristiwa 9/11 melalui kampanye Presiden George W. Bush yang disebut “Perang Melawan Teror”,  telah mengubah seluruh diskusi tentang relasi Islam dan Dunia Barat.  Mulai saat itu, Amerika Serikat mulai menghadapi penyeimbang baru yakni gerakan Islam Politik di seluruh dunia

Imbas dari kampanye “Perang Melawan Teror”, tidak hanya Al-Qaeda yang menjadi target, banyak gerakan Islam yang dianggap radikal, dan dicurigai berafiliasi dengan Al-Qaeda juga terkena imbasnya. Tidak hanya itu, gerakan Islam Politik yang tidak ada hubungan dengan Al-Qaeda-pun ikut diberangus.

Provokasi Perbatasan Indonesia: By Design?

Peta Potensi Konflik Indonesia dengan Negara Jiran  
Selama satu bulan terakhir, isu konflik perbatasan dan diplomatik dengan negara tetangga menjadi headline media  Indonesia, baik cetak maupun elektronik. Setelah Australia melakukan provokasi di laut selatan Indonesia dalam rangka menghalau pencari suaka, dan protes Singapura terkait penamaan KRI Nahkoda Ragam Class dengan nama Pahlawan Usman-Harun, kini isu hangat datang dari Timur Indonesia, yakni kasus pembakaran perahu nelayan Indonesia oleh Tentara Papua New Guinea (PNG) di perairan perbatasan Indonesia-PNG.  Apakah semua provokasi di perbatasan dan konflik diplomatik ini By Design?

Setelah sekian lama Indonesia berkonsentrasi dalam rangka pemulihan keamanan dalam negeri akibat separatisme, kini Indonesia menghadapi ancaman serius dari luar negeri, yakni konflik perbatasan dan diplomatik dengan negara tetangga. 

Pertama, konflik perbatasan dan diplomatik dengan Australia akibat operasi kedaulatan perbatasan yang dilancarkan Pemerintahan Tony Abbott. Angkatan Laut Australia telah memasuki secara ilegal perairan Indonesia saat mendorong kembali kapal-kapal pencari suaka ke wilayah Indonesia. Isu pencari suaka ke Australia merupakan isu yang sensitif bagi kedua negara, karena Australia menuduh Indonesia melakukan pembiaran atas derasnya pencari suaka yang memasuki Australia. Sebelumnya Indonesia menarik duta besarnya di Australia akibat skandal penyadapan oleh Australia terhadap Presiden SBY dan Ibu Negara serta beberapa pejabat tinggi Indonesia.

Ternyata F-18 Australia Yang Hebohkan Batam

1391860371514140359

Dinihari tadi sekitar pukul 00.30 WIB (08/02/14), saya memposting sebuah tulisan terkait berita dari Tribunnews.com yang menyatakan ada dua buah Pesawat Tempur F-16 Singapura terbang rendah di langit Batam. Sebelumnya Tribunnews.com, pada Jumat (7/2/2014), melansir berita dengan judul Pesawat Tempur Singapura Terbang Rendah di Langit Batam yang menginformasikan bahwa dari langit Batam sebuah pesawat tempur Singapura yang diperkirakan jenis F-16 melintas dengan kecepatan sedang. 

Pesawat berwarna abu-abu kehitaman itu terbang rendah di langit Sekupang menuju Singapura. Saking rendahnya, sisi kanan dan kiri sayap pesawat itupun dapat jelas terlihat. Kemudian Tribunnews.com menjelaskan, belum diketahui pasti apa tujuan pesawat perang asing itu melintas di langit Batam. Namun kehadiran pesawat perang ini sempat menjadi perbincangan di tengah hangatnya protes Singapura terkait kemunculan kapal perang Indonesia yang diberi nama Usman Harun.

Berdasarkan hal tersebut kemudian saya membuat sebuah opini di Kompasiana dengan Judul "Pesawat F-16 Singapura Provokasi Indonesia?". Tulisan saya menganalisa penyebab menghangatnya hubungan Indonesia dengan beberapa negara Jiran, khususnya dengan Australia dan Singapura. Tak disangka  tulisan tersebut jadi Headline di Kompasiana dan mendapat banyak tanggapan beragam dari Kompasianer.


Namun, sekitar pukul 09.28 WIB,  Tribunnews.com melansir sebuah berita dengan judul "TNI AU: Pesawat Tempur Terbang Rendah di Batam Milik Australia”. Isi berita tersebut menginformasikan bahwa misteri pesawat tempur yang terbang rendah di wilayah Sekupang, Batam, Provinsi Kepri, Jumat (7/2/2014), sekitar pukul 14.30 WIB, akhirnya terjawab. Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto menyebutkan, bahwa pesawat itu milik Australia.

Menurut Kadispen TNI AU pesawat tempur yang terbang rendah pada Jumat (7/2/2014) adalah jenis F-18 Super Hornet, milik Ausralia dengan tujuan Singapura yang rencananya akan berpartisipasi dalam air show,dan sudah memiliki flight clearance (izin terbang) dari otoritas Indonesia. Kadispen TNI-AU menyebutkan, alasan pesawat itu terbang rendah, lantaran akan mendarat di landasan udara Singapura yang tak jauh dari kawasan pelabuhan Batam tersebut.

Kita sebagai warga negara sangat lega ketika mendapatkan penjelasan dari pihak yang berwenang, walaupun responnya kurang cepat. Wajar, masyarakat resah karena dalam satu bulan terakhir Indonesia seolah-olah dilecehkan kedaulatannya oleh negara tetangga. Sepertinya tidak ada lagi rasa hormat kepada negara Indonesia yang berdaulat.

Sikap masyarakat yang tanggap terhadap isu keamanan dalam dan luar negeri, memberikan gambaran betapa rakyat Indonesia sangat mencintai negaranya, Pahlawannya  serta mengharapkan angkatan bersenjatanya  kuat dan disegani negara lain. Hal ini tergambar dari komentar-komentar Kompasianer di tulisan saya hari ini, Sabtu (08/02/2014) yang mengecam arogansi Singapura menyoal penamaan Pahlawan Nasional Usman-Harun di salah satu jenis KRI Nahkoda Ragam Class yang baru dibeli dari Inggris.

Demikian, tulisan ini menjadi pelurusan penulisan saya sebelumnya dengan judul "Pesawat F-16 Singapura Provokasi Indonesia?" Tautannya bisa di klik di  http://hankam.kompasiana.com/2014/02/08/provokasi-negeri-utara-selatan-633539.html. Mohon maaf  jika ada yang tidak berkenan atas tulisan tersebut. Terima kasih atas semua rating yang telah diberikan serta komentar-komentar yang membuat saya selalu bangga menjadi seorang Kompasianer.

Jayalah selalu Indonesia!! Selalu Waspada!!

Pesawat F-16 Singapura Provokasi Indonesia?


Setelah Australia melakukan provokasi di laut selatan Indonesia dalam rangka menghalau pencari suaka, beredar berita di media online dan social media  Singapura melakukan hal yang sama dengan melakukan "Show of Force" angkatan udara-nya dilangit Pulau Batam. Kalau hal ini benar,  Singapura mungkin jengkel, karena TNI-AL tetap bersikeras menamai sebuah Korvet Ragam Class dengan nama KRI Usman-Harun. Usman-Harun merupakan dua orang marinir asal Indonesia yang dihukum gantung di Singapura karena dituduh melakukan pengeboman di Singapura pada era Operasi Dwikora tahun 1965. Tapi, di Indonesia Usman - Harun di anggap Pahlawan Nasional.

Seperti diberitakan Tribunnews.com, Jumat (7/2/2014), sekitar pukul 14.30 WIB diduga sebuah pesawat tempur Singapura yang diperkirakan jenis F-16 terbang rendah diatas langit Batam dengan kecepatan sedang. Menurut saksi mata, saking rendahnya, sisi kanan dan kiri sayap pesawat itupun dapat jelas terlihat, dan selang beberapa detik berikutnya, pesawat serupa menyusul di bagian belakang.  Seperti pesawat sebelumnya, sisi kanan dan kiri pesawat tampak kosong alias tak membawa peralatan tempur semisal bom.

Saya kira, diluar benar tidaknya berita tersebut, ketegangan Indonesia dengan negara tetangga baik di Utara maupun selatan akan terus berlanjut. Aktor intelektual yang menyebabkan mulai memanasnya kawasan ASEAN adalah Australia. Hal ini tidak terlepas sikap keras kepala Tony Abbot terkait operasi kedaulatan perbatasan Ausralia. Bahkan untuk memperluas operasi tersebut, Australia berusaha mendekati Malaysia dengan cara menghibahkan dua buah kapal patroli ke Angkatan Laut Malaysia. Sudah jelas kemana langkah Australia! Malaysia dan Singapura sebagai negara persemakmuran akan ditarik ke aliansi Ausi-AS dalam rangka menghadapi ancaman musuh dari utara Australia, yakni China dan Indonesia.

Jika benar Angkatan Udara Singapura telah melanggar batas udara Indonesia, maka Indonesia harus tegas terhadap Singapura. Beberapa waktu lalu Indonesia telah mengirimkan KRI Kelas Ahmad Yani dan beberapa KRI lainnya mendekati perairan Darwin ketika mengetahui Angkatan Laut Australia menerobos wilayah Indonesia saat mendorong balik kapal pencari suaka. Hal yang sama harus dilakukan Indonesia terhadap Singapura  dengan memindahkan armada tempur lautnya disekitar selat Malaka. Kemudian Pangkalan TNI-AU di Pekan Baru, dan Supadio Pontianak yang dihuni Pesawat Hawk 100/200  harus segera diganti dengan pesawat tempur baru seperti SU-35. Pesawat tempur F-16 block 52 Singapura bukan lawan tanding Hawk sebagai tulang punggung Kohanudnas di bagian Barat Indonesia.

Kemudian Markas Marinir di Pulau Nipah perlu ditempatkan sebuah peluru Kendali atau roket seperti MLRS Altros yang bisa menjangkau Pulau Singapura. Sebenarnya dengan Artileri Medan buatan Prancis saja sudah bisa menjangkau Singapura. Hanya dengan tembakan roket MLRS Marinir atau Artileri dari Batam, Singapura yang wilayahnya se-upil bisa dengan mudah dibumi-hanguskan, apalagi jika dilakukan operasi amphibi dan serangan udara.


Indonesia juga harus segera merealisasikan Kapal Selam Kilo untuk menghadapi Kapal Selam Kelas Collin Australia dan Singapura. Kemudian Personil Paskhas di Batam, Pekan Baru dan Medan perlu dibekali dengan rudal anti pesawat Qian Wei seri 2 dan 3 buatan RRC. Indonesia juga harus memiliki rudal jelajah S-300 dan Yakhont untuk ditempatkan di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Jangan main api Singapura dan Australia, kalau bisa Malaysia jangan terjebak politik adu domba Ausralia. Penamaan sebuah KRI dengan nama Pahlawan Nasional adalah hak Indonesia, Singapura tidak boleh intervensi.