Slider

Kolom Muhammad Ridwan

PNPM Mandiri

Media Sosial

Review Film

Berita

Kuliner

» » Reformasi yang Senyap


Media Warga Online - 15 tahun sudah reformasi bergulir. Pasca tumbangnya rezim Orde Baru, Indonesia telah mengalami banyak perubahan besar diberbagai bidang.

Saat ini, Indonesia adalah anggota G-20, kelompok 20 negara yang menguasai 80 persen perekonomian dunia. Kekuatan Ekonomi Indonesia diurutan ke-16. Pertumbuhan ekonominya rata-rata 5,5 persen. Tahun 2012, PDB Indonesia hampir mencapai satu trilyun dollar. Dan pendapatan perkapitanya sudah mencapai 3500 - 4000 dollar. Indonesia sudah dikategorikan negara berpenghasilan menengah, tidak lagi masuk kategori negara miskin.

Transisi politik di Indonesia berjalan dengan baik. Kran demokrasi dibuka lebar. Kebebasan pers, berpendapat, berorganisasi, berpartai, keagamaan, dan lain-lain, diberikan kebebasan yang seluas-luasnya.

Pencapaian-pencapaian diatas merupakan perjuangan seluruh komponen bangsa, tidak terkecuali eksponen angkatan 1998, para mantan Mahasiswa yang penah turun ke jalan untuk “menggusur” Soeharto dari singgasana-nya.

Banyak diantara aktivis Mahasiswa 1998, kemudian menjadi Politisi, seperti Anas Urbaningrum, Rama Pratama, Fahri Hamzah, dan Aceng Roni Sya’bana. Ada juga yang masuk lingkaran Istana seperti Andi Arief dan Deni Indrayana. Menjadi Akademisi/Ilmuwan seperti teman saya Andi Hakim, Iwan Permana Suwarna dan Awwal Hajime. Atau Dadan Hamdan yang berkiprah di LSM Walhi.

Saya kadang iri, melihat teman-teman berkiprah dengan baik di era reformasi ini. Pertanyaannya apa peran saya? Apakah jadi penonton saja? Iya, kadang saya malu juga pada diri sendiri. 15 belas tahun berlalu, sekarang, saya hanya seorang pendamping masyarakat. Sebutan kerennya, konsultan pemberdayaan masyararakat.


Tapi, saya sekarang sangat mensyukuri apa yang saya jalani. Jadi pendamping masyarakat ternyata mempunyai kontribusi besar terhadap negara ini. Walaupun hanya mendampingi beberapa desa dalam satu kota. Namun, sebenarnya saya-pun ikut serta membangun bangsa.

Pasca reformasi, dan kembali ke masyarakat, ternyata saya melihat kondisi keluarga dan masyarakat yang menyedihkan. Kemiskinan, carut marut masalah sosial di lingkungan, kadang membuat saya frustasi. Saya menganggap, REFORMASI itu hanya omong kosong. Angka kemiskinan semakin tinggi, dan korupsi semakin merajalela.

Sampai kemudian saya bergabung dalam kegiatan Community Development dalam sebuah program penanggulangan kemiskinan. Walaupun dengan keyakinan yang masih pesimis, namun kalimat lebih baik berbuat, daripada mengumpat, akhirnya saya aktif sebagai pekerja sosial masyarakat.

Ah, ternyata saya menemukan dunia saya. Walaupun tertatih, sudah sepuluh tahun saya geluti bidang pemberdayaan masyarakat ini. Saya yakini, proses perubahan yang ada ditengah masyarakat akar rumput saat ini, sedikit banyak ada kontribusi dari program pemberdayaan masyarakat.

Awalnya program pemberdayaan masayarakat dimunculkan atas kegelisahan beberapa anak muda jebolan universitas terbaik, yang melihat kondisi rakyat dan bangsa semakin terpuruk pasca reformasi. Rakyat miskin di pedesaan sangat tidak berdaya

Akhirnya, dengan bimbingan para senior, visi anak-anak muda itu, di-ejawantahkan dalam sebuah program pemberdayaan masyarakat. Dengan memobilisasi ribuan anak-anak muda yang juga punya paradigma yang sama (kemudian beberapa tahun kemudian saya juga bergabung), akhirnya mereka pun membangun Indonesia.

Tanpa publikasi luas, bergerak diakar rumput. Mereka fasilitasi proses demokratisasi di desa-desa, melakukan advokasi good governance dan edukasi anti korupsi kepada rakyat, jauh sebelum ada KPK. Mereka dampingi masyarakat baik tua, muda, untuk jadi agent of change di desa-desa di seluruh pelosok Indonesia.

Ada satu momentum yang juga berkesan bagi saya, yakni apresiasi ketika saya pun diberikan kesempatan mempublikasikan langkah-langkah senyap mereka selama ini di tingkat nasional. April 2005, melalui sebuah konfrensi nasional, akhinya penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat disepakati menjadi model pembangunan masyarakat di Indonesia, yang sekarang kita kenal dengan PNPM Mandiri.

PNPM Mandiri merupakan metamorfhosis dari program P2KP dan PPK, pada akhirnya setelah 15 tahun berkiprah, mampu mengubah Indonesia. Memang belum ada data yang akurat, berapa kontribusi PNPM Mandiri dalam proses demokratisasi di pedesaan, peningkatan kesejahteraan rakyat dan pelaksanaan good governance.

Namun, tetap diakui, ribuan fasilitator masyarakat dan ratusan ribu relawan masyarakat yang berdedikasi tinggi, secara tidak langsung mereka telah mengubah Indonesia pasca reformasi, usaha mereka memang tanpa publiaksi luas, namun hasilnya bisa dirasakan.

Saya rasa inilah proses reformasi sebenarnya, masyarakat belajar cepat daripada pemimpinnya, yang kadang seperti keledai yang jatuh ke lubang yang sama, terlibat hukum, korupsi, perempuan dan lain-lain.

Iya, selama 15 tahun ini telah dijalani sebuah perubahan yang dilakukan secara “silent”. Bersama dengan masyarakat yang berdedikasi tinngi, para fasilitator masyarakat itu telah mengubah Indonesia dengan cara yang senyap….iya mereka telah melakukan REFORMASI YANG SENYAP.

Catatan 15 tahun Reformasi
21 Mei 1998 - 21 Mei 2013.

Oleh : Muhammad Ridwan, Orang biasa saja.

Share Artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

0 komentar

Bagaimana Pendapat Anda?